Friday, June 08, 2012

Celoteh Zianka 1

Pagi hari saat saya memakai kerudung dan Zia masih "gegoleran" di tempat tidur.
Z : Ibu mau kemana
I : Mau kerja Nak....
Z : Ayahnya kerja, ibu di rumah aja ya......
Deziiigg...anak 2 tahun sudah bisa protes begini. Doakan Ibu ya Nak, agar keinginan kamu bisa segera terwujud.

Baru turun dari taksi sepulang tugas kantor ke Lampung.
Z : Ibu dari mana? Abing naik apa ibu?
I : Dari Lampung sayang, tadi naik pesawat
Z : Enggaaa....naik takci
I : Oiya naik taksi
Z : Ibunya pergi, zia ditinggal

Live from BlackBerry® on AHA - I like it!

Thursday, June 07, 2012

Kapan Nambah?

Saat masih sendiri pertanyaan ini muncul : Kapan nikah ? Atau Undangannya kapan ni ? Kemudian dilanjutkan dengan Kapan punya anak? Setelah menikah disusul dengan Kapan nambah? Saat anak pertama sudah lahir. Dan diposisi inilah sekarang saya berada dititik ini.

Pertanyaan yang semakin sering saya terima terlebih setelah Zianka berusia 2 tahun. Sebenarnya saya pribadi tidak merasa sensitif atau tersinggung dengan hal tersebut karena memang bukan sesuatu hal yang menyenggol emosi. Hal itu justru menjadi pengingat buat saya agar bisa menjadi ibu dan istri yang lebih baik sebelum memutuskan untuk menambah anggota keluarga. Apalagi kalau melihat hitung-hitungan biaya pendidikan yang sudah banyak ditampilkan di blog mahmud keren. *tapi bukan ini alasan utama sih...Insya Allah rejeki untuk amanah yang diberikan pasti ada*

Saat melahirkan Zianka, saya pernah berucap kapok dan berniat untuk tidak menambah hanya karena merasakan sakitnya diinduksi. Dan sebenarnya sampai saat ini saya pun belum berubah meski dengan alasan yang berbeda. Semenjak mengikuti kicauan @anakjugamanusia, saya menyadari bila selama ini belum bisa menjadi ibu yang baik (menurut saya sendiri) bagi Zianka. Banyak hal ternyata yang harus lebih saya pelajari, praktekkan dan berikan ke Zianka.

Dengan kegiatan saya sebagai karyawan kantoran, waktu yang bisa saya berikan untuk Zianka menjadi berkurang. Belum lagi dengan waktu yang sedikit itu ternyata tidak semuanya berkualitas, bagaimana kalau ditambah dengan satu lagi? Akan semakin kecil pastinya porsi untuk Zianka. Dan lagi ada ketakutan dalam hati, apakah saya bisa berlaku adil dan tidak membedakan/membandingkan Zianka dengan adiknya? Terlalu berlebihan memang, buktinya kakek nenek kita banyak yang mempunyai anak bahkan sampai selusin tetap bisa membesarkan, merawat dan mendidik dengan baik, jadi orang sukses pula tanpa merasa dibedakan oleh orang tuanya.

Ya intinya sih, saya harus mempersiapkan mental dan bekal terlebih dahulu. Sesimpel itu aja sih alasannya. Jadi, kapan Zianka punya adik?
Live from BlackBerry® on AHA - I like it!

Thursday, April 12, 2012

Proses menyapih Zianka 2

Seperti padea posting sebelumnya, enam hari Zianka berpisah dengan saya, ternyata tidak membuat lupa. Begitu sampai di Bandung, Cimahi lebih tepatnya, langsung diberondong dengan permintaan untuk nenen. Untungnya Ibu-Bapak Mertua sigap mengalihkan perhatian sehingga saya tidak luluh memenuhi permintaan nenen. Ini berlangsung 2 hari, dan hari selanjutnya sudah tidak ada lagi kata nenen terucap.

Perkembangan yang cukup bagus, dan harapan saya sekembalinya ke Jakarta, Zianka bisa benar-benar lupa dan lepas dari nenen. Sangat optimis, apalagi napsu makannya juga meningkat. Minggu pagi pun kami kembali ke Jakarta dan membatalkan rencana untuk meninggalkan Zianka seminggu lagi.

Pada kenyataannya, sampai di rumah dan begitu masuk kamar yang pertama dilakukan oleh Zia adalah minta nenen. Hehehe ternyata seminggu tidak cukup ya......harus menebalkan hati, tega untuk tetap tidak memberi yang diminta. Meski akhirnya lupa, dan sekarang mulai bisa tidur sendiri tapi sekarang setiap jam 3 dini hari Zianka pasti bangun.

Bu mau susu.
Bu minum teh
Ibu mau makan keju
Ibu Zia mau mie

Okehn mungkin memang lapar atau bisa jadi itu hanya pengalihan perhatian dan hasrat nenen karena pada kenyataannya tidak semua yang dia minta dan saya berikan dihabiskan. Dan ini sudah berlangsung selama 4 hari. Semoga ga berlangsung lama, bisa gempor saya....mana setelah rutinitas tersebut Zianka tidak langsung tidur kembali.

Harapan untuk bisa Weaning with love, meski tidak sepenuhnya tapi doakan semoga kami bisa melalui ini. Dan kata oranhg bahwa masa menyusui itu sungguh merupakan masa-masa terindah 100% benar. Momen dimana Zianka menatap saya dengan manja, saling bergenggaman tangan takkan ada lagi, sungguh saya rindu masa-masa itu.t
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tuesday, April 03, 2012

Proses Menyapih Zianka

Alhamdulillah, saya berhasil menunaikan kewajiban saya sebagai Ibu kepada Zianka. Yaitu dengan menyusuinya selama 2 tahun. Dan masa-masa 'pacaran' kami harus segera berakhir. Menyusui adalah momen yang sangat istimewa bagi saya karena saat itu merupakan waktu Zianka hanya ingin berdua bersama saya. Zianka biasanya lebih memilih Ayahnya untuk menemani bermain, nonton kartun favoritnya atau menggambar. Terus terang saya iri disamping ada rasa bahagia juga melihat kedekatan dengan Ayahnya. Maka jadilah menyusui adalah jatah saya, Zia bahkan tak mau didekati Ayahnya saat sedang nenen.

Beberapa bulan sebelum 'perpisahan' tiba, kami menjalankan beberapa metode sebagai langkah awal untuk menyapih. Pertama, seperti yang dianjurkan pakar-pakar ASI dan tips hasil googling saya berusaha untuk tidak melakukan 'NgekSel'. Setiap bunyi ngek (aka menangis) langsung diseselin susu/ASI. Sayang ini tak berhasil, lebih karena saya tak sabar dan malas mendengar tangisan tiada henti.
Berikutnya dicoba dengan membiasakan tidur tanpa harus dengam disusui. Beberapa kali pernah berhasi, namun lebih banyak gagalnya karena si bocah tidak tidur juga. Mau dengan dipeluk, digendong yang sudah ga mempan sama sekali, sampai tangan pegal karena mengusap punggungnya. Dan saya pun menyerah dengan langkah ini. Anehnya, bila cara ini dipakai orang lain: Mbanya Zia, Ibu saya maupun Bulek saya pasti berhasilnya. Bahkan Zianka bisa tidur sendiri tanpa bantuan apapun.

Deadline semakin dekat dan saya mencoba menerapkan metode hypno. Dengan membisikkan dan sering mengucapkan kalimat: "Zianka sudah besar, sudah mau 2 tahun jadi ga boleh nenen lagi. Sekarang harus minum susu pakai gelas. Nenen hanya untuk adik bayi". Pertama-tama tampak tanda-tanda kesuksesan dengan si bocah yang fasih mengulang kalimat yang saya ucapkan. OK, saya anggap Zianka mengerti. Tapi........ternyata bayi yang sudah tidak mungil ini lebih cerdas. Semakin dekat ulang tahunnya, justru semakin lengket dengan nenennya. Semalaman bisa tanpa melepas, kalo terlepas dengan mata terpejam mulutnya tetap mencari-cari. Dan baru dipagi hari setelah puas dilepas sambil berkata: "Nenen udah, Zianka minum susu aja ya ga boleh nenen lagi udah 2 tahun". Hehehehe gimana ga berhenti, lha wong dia sudah puas semalaman.

Metode memberikan yang pahit-pahit di payudara tidak saya terapkan. Tadinya bahkan saya bertekad membiarkan sampai berhenti dengan sendirinya. Namun semakin mendekati ulang tahun ternyata semakin lengket, akhirnya saya tempuh jurus terakhir. Kebetulan mertua saya akan datang saat ulang tahun Zianka yang jatuh di hari Jumat. Kebetulan juga minggu depannya ada libur 3 hari dan saya sudah berencana mengambil cuti sehari untuk mudik ke mertua. Nah sekalian saja Zianka dibawa oleh mertua saya dan minggu berikutnya saya menyusul untuk menjemput. Memang bukan jenis weaning with love seperti yang digembar-gemborkan orang. Bahkan bisa dibilang saya menghentikan dengan paksa. Keputusan ini saya ambil dengan pertimbangan berdasarkan hasil pengamatan, Zianka lebih mandiri saat tidak melihat saya dan Ayahnya.

Alhamdulillah, hari ketiga ibu Mertua memberi kabar bahwa semua sesuai rencanan. Zianka tidur sendiri dan tidak minta nenen. Makannya tambah lahap serta tak rewel. Sampai jumpa Rabu malam besok Nak, kita habiskan libur panjang dengan bermain bersama.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Friday, March 30, 2012

2

Jadilah penerang, cahaya dan harapan dalam kegelapan bagi lingkungan
Jadilah insan yang selalu bersyukur atas semua rahmat Ilahi
Jadilah wanita yang mempesona ahlak dan budi pekerti

Selamat ulang tahun Zianka
Tumbuhlah menjadi pribadi yang penuh empati
Tumbuhlan menjadi insan yang berguna

Semoga Allah selalu melindungimu
Semoga Allah selalui meridhoi langkahmu
Semoga Allah selalu menjagamu
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tuesday, March 27, 2012

Belajar dari Pororo

Pororo si penguin kecil beserta teman-temannya, kartun animasi dari negeri Ginseng salah satu tontonan favorit Zianka sejak dia bisa duduk sendiri

Yang aku mau yang aku inginkan
Ayah dan ibu tak tahu
Baju-baju yang indah
Tapi bukan itu....
Yang aku mau yang aku inginkan
Hanyalah bermain bersama


Lirik di atas adalah sepenggal lagu dari salah satu episode dalam kartun Pororo. Meski dalam episode tersebut antara jalan cerita dan lagu latarnya menurut saya tidak nyambung namun lirik sederhana itu cukup mengena dan menusuk

Sebagai ibu bekerja, jelas waktu saya dan suami bersama Zianka sangat terbatas. Hanya di pagi dan malam hari saja itupun bila anaknya sudah bangun atau belum tidur. Alhamdulillahnya Zianka bangun disaat saya juga bangun sehingga meski sebentar masih sempat memberikan waktu untuk sekedar bermain, memandikan, atau bahkan menyuapi bila saya bisa datang agak siang ke kantor. Meski hanya beberapa menit namun sungguh berharga buat saya. Pulang dari kantor pun sebisa mungkin saya upayakan tepat waktu, dengan membuang rasa tidak enak saya karena selalu 'tenggo' saat tidak ada hal yang mendesak, apalagi dengan status saya sebagai anak baru. Saya benar-benar tak ingin kehilangan dan mensia-siakan waktu untuk Zianka yang terbatas. Walau pada akhirnya saya sering mendapat sindiran karena hal itu namun menurut saya selagi saya tidak melanggar peraturan perusahaan mengapa harus dipikirkan? Toh saya berusaha jujur dengan memenuhi kewajiban waktu kerja selama 9 jam

Postingan ini bukan bermaksud untuk menambah daftar panjang perdebatan ibu bekerja vs ibu tidak bekerja atau istilah kerennya working mom vs stay at home mom. Saya yakin setiap ibu akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, dan pilihan dia (harus) bekerja atau tidak telah melaui pertimbangan matang dan latar belakang. Pada kenyataannya teman saya yang menjadi ibu rumah tangga malah iri dengan saya yang bekerja, sementara saya justru ingin seperti dia yang bisa sepenuhnya mengasuh, mendidik dan menemai anak. Sawang sinawang.........

Kembali ke lirik lagu Pororo, setiap mendengar lagu ini saya selalu merasa bersalah terhadap Zianka. Dengan waktu yang sudah cukup sedikit terkadang di rumah saya masih sibuk dengan BB hanyut dalam dunia maya sementara Zianka bermain di samping saya. Malu. Tertampar. Dan Pororo mengingatkan saya dengan lagunya yang sederhana. Baju, mainan bisa dibeli dengan uang namun waktu yang terbuang takkan pernah terganti. Apalagi usia 1-3 tahun adalah masa 'golden age' untuk perkembangan anak.
 
Maafkan Ibu ya Nak....semoga Ibu bisa lebih baik dalam memegang amanah Allah (berupa kamu) dengan menjadikan waktu yang terbatas menjadi lebih berkualitas. I Love You, Nduk

.::KRL Serpong antara Sudirman-Pondok Ranji::.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Monday, March 26, 2012

Kue Kacang

Kue kering ini sering kita jumpai disaat Lebaran, meskipun diluar itu kita dengan mudah menemukan di warung-warung kecil yang dijual dengan harga satuan antara Rp 500 - 1000. Cukup murah, sebanding dengan harganya sehingga jangan harap kita dapat merasakan dominan kacang. Selain kastangel, kudapan ini juga menjadi favorit saya namun dikeluarga kami justru kue kacang jarang dibuat. Beda dengan nastar, kastangel dan wafer sembunyi yang menjadi langganan tiap tahun. Padahal saat coba googling resep ternyata cukup mudah lho membuatnya.


Kebetulan sekali ada sebungkus kacang tanah (kurang lebih 1 kg) yang sudah dikupas ulitnya kiriman dari mertua. Sebenarnya ada beberapa bungkus, namun karena saat itu kekurangan ide mau diapain akhirnya saya bagi dengan ibu saya dan hanya menyisakan sebungkus. Ada dua bulan kacang tersebut teronggok di kulkas tanpa disentuh hingga akhirnya saya teringat dengan hidangan sederhana ini. Akhirnya dengan membulatkan tekad untuk membuat kue kacang sebagai cemilan buat Zianka.


Saya menggunakan resep dari Dewi Joris yang terlihat paling mudah namun hasilnya tetap maksimal.


Bahan:
1 kg tepung terigu (saya menggunakan Segitiga Biru dan dikurangi)
500 gr gula halus (kebetulan ada sisa icing sugar, ga tau ukuran persisnya)
500 gr kacang tanah sangrai tumbuk
500 gr minyak goreng (yang berkualitas)
1 sdt vanili bubuk
kuning telur untuk olesan

Cara Membuat:
- Ayak gula halus dan terigu, masukkan vanili, kacang tumbuk, minyak goreng, aduk rata.
- Gilas adonan setebal kira-kira 5 mm (bisa lebih tapi jangan terlalu tipis), cetak sesuai selera, bisa berupa bulan sabit, bintang, hati atau yang lain.
- Taruh diloyang yang diolesi mentega, olesi bagian atas dengan kuning telur
- Panggang sampai matang 150 derajat celcius selama kira-kira 15-20 menit.



Karena tidak punya cetakan, maka saya bentuk bulat dengan tangan kemudian dipipihkan. Sewaktu masih panas, kue ini cukup lembek sehingga gampang pecah. Untuk memindahkan dari loyang perlu berhati-hati agar tidak pecah. Jadi kurang lebih 1,5 toples dan ludes dalam 3 hari saja.

Thursday, March 22, 2012

Alas Kaki Idaman

Dari kecil dilingkungan keluarga saya sudah dikenal sebagai perusak alas kaki. Sandal, sepatu baru hanya bertahan sebentar bila saya yang memakainya dan selalu berakhir dengan kerusakan. Entah itu putus pada jepitan kaki, lemnya lepas dan sebagainya. Sampai-sampai ada kaki saya dijulukin Kaki bersilet.

Beranjak dewasa, dengan ukuran kaki 39 yang cukup besar untuk wanita hal tersebut di atas masih tetap saja berlangsung. Pernah saya menaksir sepatu Puma yang ternyata harganya lumayan menguras kantong. Pada awalnya saya sendiri pun tidak tega mengeluarkan uang hampir setengah juta untuk sepasang sepatu saja, maklum biasa beli yang dibawah seratus ribu. Namun karena setiap lewat toko sepatu dan terpajang sepatu yang saya mau plus kebetulan sedang diskon akhirnya suami berbesar hati membelikan.

Bagaimana nasib sepatu Puma idaman saya? Ternyata hanya bertahan selama 1 tahun saja. Sekarang kondisinya meskipun masih bisa dipakai namun sudah tidak enak dipandang mata tapi kalau mau dibuang juga sayang. Jadilah si sepatu mengganggur teronggok di sudut rak.

Saat sepatu sandal warna warni mulai 'booming', saya tidak tertarik sama sekali. Terlebih saat itu ada berita mengenai kecelakaan di eskalator dimana korbannya adalah pengguna sandal tersebut dan anak kecil pula. Sampai akhirnya banyak blog dan pengguna sandal berlambang buaya tersebut memberikan testimoni bila kenyamanannya tiada tanding. Ibarat sedang jatuh cinta mulailah saya 'pdkt' dengan berusaha kenal lebih dekat. Mengingat keterbatasan dana di kantong wajar bila yang pertama saya cari tahu adalah harganya. Dan benar, ternyata lebih mahal dari sepatu Puma kenangan, hampir mendekati angka 1 juta.

Saya cukup tahu diri dengan kondisi keuangan dan berusaha melupakan sandal impian. Sampai saat lewat counter Kemang terpampang tulisan diskon dan kebetulan saya dan suami mampir. Tapi sampai di counter saya malah menangis dan memutuskan untuk tidak membelinya. Lima ratus ribu lebih hanya untuk sebuah alas kaki yang akan diinjak-injak dan mungkin menginjak kotoran? Sungguh tidak masuk akal, sayang lebihbaik untuk sewa truk untuk pindah rumah. Pikir saya saat itu dan kebetulan memang dalam persiapan pindah rumah. Jadilah sepatu/sandal impian tinggal kenangan.
"Lho bukannya ada tuh yang jual 200 ribuan, bahkan ada yang kurang dari itu? Kenapa ga beli itu saja?"
"Beli aja KW nya..."

Gambar diambil dari sini
Saya begitu mengidamkan sandal merek buaya terus terang karena ingin membuktikan senyaman apa bila dipakai. Kenapa orang rela mengeluarkan uang hampir 1 juta hanya untuk sebuah alas kaki, kelebihan apa yang dipunya selain merek yang terkenal? Apa akan awet bila saya yang mengenakan?
Semoga suatu saat rasa penasarn saya terjawab, doakan ya.......
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tuesday, March 13, 2012

Daddy's Little Girl

Ketakutan saya pertama kali saat tahu bahwa anak yang saya kandung perempuan adalah bila Pendi, suami saya tidak dapat dekat dengan anak perempuannya. Alasannya karena dia menginginkan anak lak-laki (ketakutan yang sangat berlebihan sekali). Dan ternyata yang terjadi adalah kebalikannya, Zianka teramat sangat dekat dengan Ayahnya, dan ini menimbulkan kecemburuan saya.

Kata pertama yang Zia ucapkan dengan jelas setelah Mamam dan Nenen adalah Ayah. Bangun  tidur yang dicari selalu Ayahnya, mau tidur kalo Ayahnya belum masuk ke kamar ga bakalan deh tidur. Saat Ayahnya dinas keluar kota sebentar-sebentar dari bibir mungilnya keluar " Ayah mana ya....." diteruskan dengan mengambil handphone saya dan "Ibu, mau telpon Ayah". Pulang kantor saat saya masuk rumah, Zianka seakan tak peduli dan tetap sibuk dengan aktivitasnya. Namun begitu Ayahnya lewat dan tidak langsung menghampiri dia sudah pasti akan berlanjut dengan jeritan dan tangisan.


Dan benar bahwa bahagia itu sederhana. Bahagia saat melihat kedekatan Zianka dan Ayahnya.
 

Monday, March 05, 2012

Terkena HMFD (Flu Singapur)

Jumat lalu, pulang kerja disambut dengan Zianka yang "gendongan" sama si Mba. Mulai curiga sepertinya ada sesuatu, dan benar si Mba laporan kalo siang tadi sempet panas dan sudah diberi paracetamol. Saat itu juga saya sudah mulai curiga dan langsung mengarah ke Flu Singapur. Bukan tanpa sebab, karena sebelumnya tetangga satu komplek ada yang memasang status BB nya dengan Flu Singapur, dan setahu saya anaknya memang sedang demam. Terlebih lagi ternyata tetangga sekomplek yang lain juga terkena demam.

Malamnya ternyata demam masih berlanjut namun Sabtu pagi mulai turun. Demam, walaupun kelihatannya sepele namun justru paling membuat panik karena kemungkinannya bisa banyak. DBD, Typus semua berawal dari demam yang naik turun. Saya berusaha tenang dan melakukan pengecekan menyeluruh ke badan Zianka, tetap dengan asumsi dia terkena Flu Singapur atau HMFD. Awalnya saya tidak menemukan bintik-bintik merah jari tangan dan kaki namun menjelang siang Zianka menangis kesakitan sambil menggaruk kaki kanannya. Saat dicek ternyata ada beberapa bintik merah mirip cacar. Selain itu bibir bagian bawah nampak kencang ada bintik semacam sariawan. Langsung BBM ke dr Ami untuk konsultasi, dan diusulkan untuk pemberian Parasetamol bila demam masih tinggi sementara untuk sariawan tidak perlu diberi obat asal diperbanyak asupan cairan. Imbas dari penyakit ini adalah berat badan yang langsung berkurang akibat selera makan turun, padahal Zianka baru mulai doyan makan

Menurut Wikipedia, Flu Singapur atau HMFD (Hand, Foot, and Mouth Disease) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus ( non Polio ). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. HMFD tergolong penyakit menular, yang umumnya terjadi di musim panas dan musim gugur. Penularannya melalui kontak langsung dengan lendir, air liur, atau tinja orang yang terinfeksi. Masa inkubasi penyakit ini adalah 3-7 hari.

Gejala HFMD adalah:
     * Demam
     * Sakit kepala
     * Muntah
     * Kelelahan
     * Nyeri telinga
     * Sakit tenggorokan
     * Ruam tubuh, diikuti dengan luka dengan lecet pada telapak tangan dan telapak kaki. Hampir mirip dengan bintik karena cacar
     * Sariawan
     * Luka atau lecet pada bagian bokong anak-anak dan bayi
     * Kehilangan nafsu makan.
     * Diare

Hasil Gogling, penyakit ini umumnya sembuh dengan sendiri kurang lebih 7-10 hari. Namun ada juga beberapa kasus yang memerlukan perawatan serius. Cukup menenangkan meskipun tetap ada rasa khawatir. Untuk sementara Zianka dikarantina dalam rumah saja dengan maksud agar tidak menular kan virus. Tapi ternyata susah juga, kadang tangisannya meluluhkan untuk membawa keluar sekedar naik odong-odong langganan.

Cepat sembuh ya Nak......

Wednesday, February 29, 2012

Puding Susu Oreo

Saat di kantor tiba-tiba terlintas keinginan untuk membuat puding, kebetulan di rumah ada 2 bungkus agar-agar Swallow. Penginnya puding yang tanpa telur, disamping kolesterol alasan utamanya adalah takut gagal. Jadi dicarilah resep yang paling gampang dan pilihan jatuh ke resep Puding Susu Oreo. Kebetulan Zianka suka Oreo, meskipun sebenarnya yang dimakan hanya lapisan tengahnya saja sementara biskuitnya pasti diberikan ke saya.

Resep yang saya gunakan berasal dari sini dengan modifikasi:
1 bks agar-agar warna putih (2 bungkus, kebetulan ada warna putih dan hijau saya campur)
600 ml susu segar (1000 ml)
120 gr gula pasir (5 sendok makan)
1/2 sdt pasta vanili
10 kenping biskuit oreo yang dihancurkan (12 keping)

Cara membuatnya:
1. Campur agar-agar, susu, dan gula pasir. Masak sampai mendidih sambil terus diaduk.
2. Setelah masak, masukkan pasta vanili.
3. Tata biskuit oreo yang sudah dihancurkan di dasar cetakan. Isi dengan cairan agar yang sudah mendidih. Sisa biskuit bisa ditaburkan di atas sebagai hiasan.
4. Dinginkan.

Zianka sudah ribut ingin mencicipi bahkan dari saat adonan baru diangkat dari kompor. Dan ternyata suka, lumayan untuk menambah asupan susu karena dia agak susah untuk minum Susu.

Wednesday, February 15, 2012

Home Made Lasagna

Berawal dari sindiran Suami yang "kesel" melihat oven teronggok di dapur padahal saat minta dibeliin minta ampun hebohnya, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuat Lasagna yang memang merupakan request dari Suami. Seperti biasa dengan mengandalkan Google akhirnya nyangkut di situs ini.

Dan baking pun dimulai....

Bahan:
250 gr (12 lembar) Lasagna
2 liter air
2 sdt minyak zaitun

Cara membuat :
rebus air hingga mendidih lalu masukkan garam dan minyak zaitun dan lembaran pasta. Masak kurang lebih 10 menit atau sesuai instruksi pd kemasan. Ankat lalu tiriskan.

MEAT SAUCE (saus daging) :
2 sdm minyak zaitun
1 siung bawang putih, cincang
1 siung bawang Bombay yg agak besar, cincang
500 gr daging giling
500 cc air kaldu
3 buah tomat, cincang
340 ml (1 botol) saus tomat
garam, gula, lada secukupnya (kira2 1 sdt, 2 sdt, 2 sdt)
sejumput pala
1 sdt oregano
1 sdt basil

Cara membuatnya :
Tumis bawang putih dan bawang Bombay sampai harum. Masukkan daging giling, aduk2 sampai berubah warnanya. Masukkan tomat cincang, saus tomat dan air kaldu, biarkan mendidih.
Tambahkan garam, gula,lada, oregano, basil dan pala.
Masak hingga matang sambil sesekali diaduk2 (kurang lebih 1/2 jam an). Angkat.

CHEESE SAUCE (saus putih, saus keju) utk topping :
3 sdm butter
3 sdm tepung terigu
500 cc susu plain
150 gram keju cheddar, parut
oregano dan basil secukupnya untuk taburan
25 gram keju parmesan, parut

Cara membuatnya :
Lelehkan butter lalu masukkan terigu, aduk rata dengan whisker atau sendok kayu. Kecilkan api lalu tuangi susu sedikit demi sedikit sambil diaduk terus. Besarkan lagi apinya, aduk hingga mendidih. Lalu masukkan keju, kecilkan api, aduk hingga keju larut dengan rata. Angkat.

Penyelesain :
Panaskan oven. Siapkan loyang tahan panas (Pyrex) lalu oles rata dengan margarin.
Susun 3 lembar pasta didasar loyang lalu tutup dengan 1/3 bagian saus daging. Lalu tutup dengan 3 lembar pasta dan diatasnya beri 1/3 bagian saus daging lagi. Tutup lagi dengan 3 lembar pasta dan saus daging diatasnya.
Terakhir, tutup dg sisa pasta lalu tuang atasnya dengan saus keju, ratakan. Taburi atasnya dengan parutan keju parmesan, juga sedikit oregano dan basil.
Panggang sampai matang (kurang lebih 1/2 jam). Hidangkan selagi hangat.


Kebetulan saat belanja BB dalam kondisi off, maka saya hanya mengandalkan ingatan saja sehingga hasilnya banyak bahan yang tidak terbeli. Kepalang tanggung sudah "ngences" membayangkan kelezatan makanan ini, akhirnya dilakukanlah sedikit modifikasi:

 Daging sapi giling saya ganti dengan cornet, kalau yang ini dalam rangka penghematan. Dan kebetulan ada rolade di kulkas maka saya campurkan dengan sebelumnya dipotong kecil-kecil.

    * Tomat karena tidak tersedia akhirnya saya hilangkan
    * Saus Tomat terlupakan saat belanja, kemudian mengutus suami untuk beli di minimarket terdekat (Ind*mar**). Ternyata yang dibeli hanya 1 botol sekitar 180 ml padahal yang dibutuhkan 340 ml.
    * Basil karena tidak punya akhirnya dihilangkan

Cukup mudah untuk membuat Lasagna ini dan hasilnyapun cukup banyak, 1 loyang ukuran 22x22 cm. kendala yang saya hadapi justru adalah mengolah si lasagna itu sendiri. Saat direbus saya lakukan sekaligus (kurang lebih 14 lembar) dan dipetunjuk kurang lebih 15 menit, tapi 30 menit berlalu ternyata sebagian lasagna masih belum matang terutama bagian tengah. Akhirnya saya lakukan perebusan secara manual per 3 lembar dan lasagna pun matang. Namun problem kedua muncul, sebagian lasagna mulai robek. Lasagna yang robek saya taruh dilapisan tengah sehingga tertutup.

Tara......ini dia hasilnya:


Hasilnya meskipun beberapa bahan dihilangkan atau diganti ternyata porsi yang lumayan ini dimana sebelumnya saya sudah khawatir akan sia-sia ternyata habis 1 hari saja.

Wednesday, January 04, 2012