Wednesday, February 25, 2009

Porsi MakanKu

Jumat
Lokasi : Samping Kantor
Menu : Nasi + Sayur (sedikit) tapi pagi sarapannya bubur sumsum (08.30) + Nasi uduk (09.00) dan somay disore harinya (17.00)

Senin
Lokasi : RM Padang Sederhana
Menu : 2 Nasi, Ayam Pop, Telur Dadar, Perkedel, Daun Singkong + Sambal, Perkedel, Teh

Selasa
Lokasi : Samping Kantor
Menu : Gado-gado + lontong, Semangkok Bakwan Malang

Rabu
Lokasi : Chicken Story
Menu : Paket I (nasi, ayam bakar), Paket Kukuruyuk (nasi goreng), Ice Lemon Tea

" Yang makan siang itu dimakan dalam waktu bersamaan, mungkin cuman selang 1-5 menit saja hehehehe"

Monday, February 16, 2009

FTM (Full Time Mother aka Ibu Rumah Tangga) vs Ibu Bekerja

Belakangan ini saya merasa malas sekali berangkat kekantor, bosan, ga betah, dan benci dengan suasana kantor. Mungkin didukung oleh sindrom pasca menikah, tapi ternyata suasana di kantor memang mendukung untuk malas juga. Iseng menyapa teman lewat window YM dan ternyata beberapa teman juga merasakan hal yang sama, meski tidak sekantor.

Yah keinginan saya untuk tidak bekerja setelah menikah terutama bila sudah ada momongan sangat kuat akhir-akhir ini. Permintaan dari Pendi dari semenjak belum menikah, dia menginginkan saya menjadi ibu rumah tangga namun bila hendak tetap bekerja syarat utama adalah keluarga harus no. 1. Dan saya pribadi? Jauh dilubuk hati saya juga menginginkan bisa "memegang" anak saya sendiri, melihat dia tumbuh dan berkembang secara langsung, mengurusi pendidikan dia dsb. Saya tak ingin dia besar bersama orang lain, tak ingin dia mengalami hal yang sama dengan ibunya. Tapi entahlah nanti, bisa jadi pemikiran saya untuk menjadi FTM berubah.

FTM vs Ibu Bekerja, membicarakan hal ini takkan pernah ada habisnya. Sudah banyak dibahas diberbagai forum dan hanya menjadi debat kusir. Dan saya tidak akan ikut menambah ramai forum tersebut karena bagi saya, kedua profesi tersebut sama hebatnya. Hanya saja terkadang memang image ibu rumah tangga murni menjadi buruk karena lekat dengan rumpi/gosip, sinetron, dan kumal saking sibuknya bebenah hingga lupa mengurus diri sendiri.

Andai saya nantinya memutuskan menjadi FTM, Insya Allah akan tetap tampil sebaik mungkin untuk suami meski dirumah, memanfaatkan waktu luang dengan belajar menjahit/memasak/kursus lain yang bermanfaat tanpa melupakan sosialisasi dengan teman. Jadi meski FTM tidak berarti saya menjadi kuper seperti yang ditakutkan beberapa teman saya.

Dan seandainya saya tetap bekerja, saya tetap akan menjadi seorang ibu yang seideal mungkin bagi suami dan anak. Sukses dalam karir dan rumah tangga, meski kedua hal tersebut berseberangan. Dengan berkeluarga bukan berarti kinerja dan produktivitas kita menurun, justru seharusnya lebih baik karena keluarga adalah motivator, penyemangat. Bisa seperti ilustrasi gambar tersebut, hehehe semoga...

Note : Gambar diambil dari http://retnodamayanthi.wordpress.com

Saturday, February 07, 2009

Macaroni Schotel


Malam Minggu tanpa acara khusus, akhirnya memutuskan untuk coba-coba membuat Macaroni Schotel sementara Pendi asik nonton bola Liga Super antara Persiwa vs Persela. Makanan ini menurut saya merupakan makanan yang paling sehat syarat protein.

Sebenarnya ini percobaan yang ketiga namun merupakan hasil karya saya yang pertama karena sebelumnya hanya menyaksikan proses pembuatan dan sedikit memberikan bantuan dan berikutnya hanya memberitahukan resep secara lisan sementara yang memasak adalah bulek.

Dan hasilnya.....menurut adek saya enak, mba Nunik juga bilang enak, Sri sepupu saya juga memberikan komentar yang sama. Yang bikin puas, Pendi juga bilang enak hehehehe. Padahal nih biasanya mendoakan agar hasil praktek masak saya gagal. Tapi yang saya suka, bagaimanapun hasilnya selalu ludes olehnya, hehehehehe.

Berikut resep Macaroni Schotel yang sudah dimodifikasi dengan ketersediaan bahan di rumah.

Bahan:
250 gr macaroni
6 butir telur, kocok lepas
400 ml susu cair
100 gr mentega
200 gr kornet
3 buah sosis, potong kecil-kecil
1 buah wortel, potong kecil-kecil
4 siung bawang putih, cincang
1 buah bawang bombay. cingcang
1/2 sdt garam
1/2 sdt merica bubuk
daun bawang secukupnya, potong
mentega untuk menumis

Cara Membuat:
1. Rebus macaroni dalam air mendidih sampai matang, beri garam dan sedikit mentega (agar tidak lengket). Kemudian tiriskan.
2. Tumisa bawang putih dan bawang bombay hingga harum, masukkan wortel, daun bawang, sosis, kornet, garam dan merica. Aduk rata.
3. Masukkan telur dan susu cair. Aduk rata, angkat.
4. Tuang kedalam pinggan tahan panas/aluminium foil atau loyang yang telah dioles mentega. Masukkan keju parut, aduk rata. Sisa keju dapat ditaburkan diatas kue.
5. Panggang hingga matang kurnag lebih 1 jam.

Note:
-Isi Macaroni Schotel dapat divariasikan dengan sayuran, daging sapi, daging ayam, baso sesuai selera.
- Jumlah telur dapat dikurangi/ditambah sesuai selera. Fungsi telur disini sebagai "lem". Dalam beberapa resep ada yang hanya menggunakan 3 telur namun ada juga yang memakai 10 telur.
- Sbelum dioven, dapat dikukus terlebih dahulu.
- Potong dalam kondisi sudah dingin agar tidak hancur.

Seaworld


menikmati indahnya masa pacaran :D.

Friday, February 06, 2009

"Kejatuhan"ku....

Hari ini sepertinya puncak dari kondisi jatuh dan di bawah yang saya alami. Hampir saja mata air meluber. Ah mungkin saya saja yang terlalu sensitif ya...

Tips yang saya terapkan tiap kali si "berlian" ini mo jatuh, ke toilet menghadap kaca dan mulai menasehati diri sendiri. Apa bisa ? Dengan membayangkan saya sebagai orang lain, dan melihat saya dari luar. Belibet banget ya kata-katanya... intinya sih itu salah satu cara di NLP untuk menghilangkan trauma dengan membayangkan diri kita sebagai orang lain yang sedang melihat kita menghadapi masalah.

Hop epriting wil be oke.

Thursday, February 05, 2009

Slumdog Millionaire : Tontonan Wajib !


Ini bukanlah sebuah review karena saya tak cukup pintar untuk merangkai kata indah dan memberikan penilaian. Hanya sebuah pendapat pribadi. Slumdog Millionaire, sebuah film garapan Danny Boyle, warga negara Inggris yang merupakan adaptasi dari novel karya Vikas Swarup dengan judul "Q & A".

Film yang mendapatkan penghargaan Golden Globe Award 2009 ini, kalau di negara kita seperti layaknya "Laskar Pelangi". Menceritakan perjalanan hidup Jamal, beserta kakaknya -Samil-, dan pujaan hatinya -Latika- dari anak-anak, remaja hingga dewasa dan mengikuti kuis "Who Want to be a Millionaire" yang kemudian memenangkankan hadiah terbesar. Jamal bukan seorang yang cerdas, maupun pintar. Seperti pertanyaan diawal film, Jamal memenangkan kuis tersebut karena itu adalah takdirnya. Jamal, Salim dan Latika tumbuh dalam kehidupan yang keras dan penuh perjuangan. Keberhasilannya menjawab keseluruhan soal dalam kuis tersebut merupakan pengalaman, kisah hidupnya di kota Mumbai yang dalam film ini diceritakan dalam kilas balik.

Di India sendiri kabarnya film ini menuai banyak protes. Bila biasanya film-film Bollywood menggambarkan kehidupan yang glamour, penuh kemewahan, nyanyian, dan tarian maka film ini merupakan kebalikannya. Sisi gelap India diceritakan dalam bentuk kemiskinan.

Meski tanpa bintang kondang (ada sih, tapi cuma cameo saja, terkecuali si pembawa acara kuis yang diperankan oleh Anil Kapoor).

Untuk mengisi liburan, film ini sangat layak ditonton meski ada beberapa adegan yang bisa dibilang cukup sadis untuk dilihat anak-anak yaitu saat "pencukilan" bola mata Arvind oleh anak buah Maman.

Oya, ini poto Jamal Malik kecil di adegan paling lucu menurut saya.
* Terima kasih buat suamiku yang sudah menyempatkan untuk mendownload film ini.*

Wednesday, February 04, 2009

Lembur, Perlukah?

Ga tau kenapa "gatel" banget pengin membahas soal lembur. Beberapa hari yang lalu, saya dan seorang kawan pernah "mendamprat" (kok sepertinya terlalu kasar ya....?Mungkin karena pake emosi kali ya...) beberapa teman didepan forum soal lembur. Yah sebenarnya memang tidak ada sangkut pautnya dengan kami namun, kami jengah saja melihatnya.

Berawal dari kekagetan kawan saya saat melihat form lembur temannya, sebutlah si X. Kawan saya terkejut karena pekerjaan yang menjadikan si X lembur berasal dari dia, dalam arti dialah yang mengeluarkan work order. Bila sesuai dengan kenyataan sih tidak masalah, namun kenyataan membuat sesak dada. Ah sudahlah, ini urusan orang.

Ngomong-ngomong soal lembur, saya termasuk orang yang tidak suka lembur. Saya lebih senang menghabiskan libur dirumah, membaca buku atau nonton DVD. Lagipula kalo pekerjaan bisa diselesaikan dijam dan hari kerja mengapa pula harus lembur?

Bukan berarti lembur itu salah, karena pada kenyataannya masih banyak orang yang membutuhkannya buat menambah uang belanja dikarenakan gaji yang pas-pasan. Yang salah adalah penyalahgunaan dari lembur ini. Lembur hanya untuk sekedar browsing, update blog, atau mengada-adakan pekerjaan. Orang yang suka lembur dapat diartikan :
1. Overload, benar-benar banyak beban kerja yang harus diselesaikan.
2. Pemalas, tidak memanfaatkan jam kerja dengan efisien.
3. Gila kerja
4. Terserah menurut persepsi anda....

Menurut KepMen No. 102/MEN/VI/2004 Lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) harikerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah. Biasanya sih digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai atau karena dikejar deadline. Beberapa orang berpandangan bahwa orang yang suka lembur itu berarti rajin, adapula yang berpandangan bahwa lembur itu berarti kualiatas/kinerja kita turun bahkan saya pernah mendengar pendapat orang bila lembur itu dapat matikan/membunuh karakter rekan kerja (kira-kira kenapa yah???). Benarkah itu ? Entahlah, semuanya kembali pada niat dan tujuan awal kita untuk lembur.

Sudah "luruskah" niat dan tujuan lembur Anda?

Tuesday, February 03, 2009

Song For Gaza

Situasi di Palestina ternyata mengundang simpati dari penyanyi di Los Angeles USA untuk menciptakan lagu buat mereka, korban kekejaman perang. Ga sengaja denger lagu ini karena dijadiin ringtone oleh seorang kawan. Enak didengar dan sangat menyentuh.

Lagu ini dapat diperoleh secara gratis disini.

Berikut lirik We Will Not Go Down (Song For Gaza).

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight


Siapakah sebenarnya Michael Heart? Bagi yang merasa asing dengan nama itu, Michael Heart alias Annas Allaf adalah seorang musisi kelahiran Syria, besar di Swiss, Austria dan Timur Tengah yang sekarang menetap di Amerika. Dia merilis album debut pop/rock pada Maret 2008 dengan judul "Unsolicited Material". Ganteng juga ya......heheheheheh