Thursday, October 23, 2014

Amanah Ke-2

Wah, lama sudah tahunan (agak lebay sih...) ga update blog. Banyak perubahan yang terjadi, selain pindah kerja yang paling terlihat adalah Insya Allah tahun depan sudah berempat. Ya, akhirnya setelah 4,5 tahun Zianka akan mempunyai adik.

Kehamilan kedua ini tidak direncanakan namun memang kami harapkan. Sadar hamil pun gara-gara teman kantor ribut kenapa sampai hari ke 25 di Ramadhan kemarin saya masih full puasa. PD aja sih jawab karena memang jadwal bulanan yang ga pasti. Sampai akhirnya penasaran juga dan karena masih ada sisa test pack di rumah, isenglah dipakai. Dan taraaaaa.......2 garis.

Karena sudah menjelang Idul Fitri, diputuskan untuk menunda kontrol ke dokter kandungan setelah lebaran. Sempat bingung juga mau ke dokter dan RS. Pilihan dokter dan RS tempat Zianka lahir sudah dicoret dari awal mengingat jarak yang semakin jauh. Sementara saya dan suami juga tidak sreg dengan RS yang cukup terkenal di dekat rumah. Iseng-iseng coba ke klinik Permata Bintaro, namun ternyata belum jodoh karena jadwal praktek hari itu diganti ke hari lain. Kemudian coba ke RS BWCH yang hanya selemparan kolor dari rumah Mamak, ketemu dr Tirsa Versani. Ga ada pertimbangan macam-macam kali ini. Yang penting dokternya perempuan dan tidak perlu antri.
Alhamdulillah sampai tulisan ini tayang, sudah masuk minggu ke 19. Semoga sehat terus dan dimudahkan sampai lahiran nanti.


Friday, June 08, 2012

Celoteh Zianka 1

Pagi hari saat saya memakai kerudung dan Zia masih "gegoleran" di tempat tidur.
Z : Ibu mau kemana
I : Mau kerja Nak....
Z : Ayahnya kerja, ibu di rumah aja ya......
Deziiigg...anak 2 tahun sudah bisa protes begini. Doakan Ibu ya Nak, agar keinginan kamu bisa segera terwujud.

Baru turun dari taksi sepulang tugas kantor ke Lampung.
Z : Ibu dari mana? Abing naik apa ibu?
I : Dari Lampung sayang, tadi naik pesawat
Z : Enggaaa....naik takci
I : Oiya naik taksi
Z : Ibunya pergi, zia ditinggal

Live from BlackBerry® on AHA - I like it!

Thursday, June 07, 2012

Kapan Nambah?

Saat masih sendiri pertanyaan ini muncul : Kapan nikah ? Atau Undangannya kapan ni ? Kemudian dilanjutkan dengan Kapan punya anak? Setelah menikah disusul dengan Kapan nambah? Saat anak pertama sudah lahir. Dan diposisi inilah sekarang saya berada dititik ini.

Pertanyaan yang semakin sering saya terima terlebih setelah Zianka berusia 2 tahun. Sebenarnya saya pribadi tidak merasa sensitif atau tersinggung dengan hal tersebut karena memang bukan sesuatu hal yang menyenggol emosi. Hal itu justru menjadi pengingat buat saya agar bisa menjadi ibu dan istri yang lebih baik sebelum memutuskan untuk menambah anggota keluarga. Apalagi kalau melihat hitung-hitungan biaya pendidikan yang sudah banyak ditampilkan di blog mahmud keren. *tapi bukan ini alasan utama sih...Insya Allah rejeki untuk amanah yang diberikan pasti ada*

Saat melahirkan Zianka, saya pernah berucap kapok dan berniat untuk tidak menambah hanya karena merasakan sakitnya diinduksi. Dan sebenarnya sampai saat ini saya pun belum berubah meski dengan alasan yang berbeda. Semenjak mengikuti kicauan @anakjugamanusia, saya menyadari bila selama ini belum bisa menjadi ibu yang baik (menurut saya sendiri) bagi Zianka. Banyak hal ternyata yang harus lebih saya pelajari, praktekkan dan berikan ke Zianka.

Dengan kegiatan saya sebagai karyawan kantoran, waktu yang bisa saya berikan untuk Zianka menjadi berkurang. Belum lagi dengan waktu yang sedikit itu ternyata tidak semuanya berkualitas, bagaimana kalau ditambah dengan satu lagi? Akan semakin kecil pastinya porsi untuk Zianka. Dan lagi ada ketakutan dalam hati, apakah saya bisa berlaku adil dan tidak membedakan/membandingkan Zianka dengan adiknya? Terlalu berlebihan memang, buktinya kakek nenek kita banyak yang mempunyai anak bahkan sampai selusin tetap bisa membesarkan, merawat dan mendidik dengan baik, jadi orang sukses pula tanpa merasa dibedakan oleh orang tuanya.

Ya intinya sih, saya harus mempersiapkan mental dan bekal terlebih dahulu. Sesimpel itu aja sih alasannya. Jadi, kapan Zianka punya adik?
Live from BlackBerry® on AHA - I like it!

Thursday, April 12, 2012

Proses menyapih Zianka 2

Seperti padea posting sebelumnya, enam hari Zianka berpisah dengan saya, ternyata tidak membuat lupa. Begitu sampai di Bandung, Cimahi lebih tepatnya, langsung diberondong dengan permintaan untuk nenen. Untungnya Ibu-Bapak Mertua sigap mengalihkan perhatian sehingga saya tidak luluh memenuhi permintaan nenen. Ini berlangsung 2 hari, dan hari selanjutnya sudah tidak ada lagi kata nenen terucap.

Perkembangan yang cukup bagus, dan harapan saya sekembalinya ke Jakarta, Zianka bisa benar-benar lupa dan lepas dari nenen. Sangat optimis, apalagi napsu makannya juga meningkat. Minggu pagi pun kami kembali ke Jakarta dan membatalkan rencana untuk meninggalkan Zianka seminggu lagi.

Pada kenyataannya, sampai di rumah dan begitu masuk kamar yang pertama dilakukan oleh Zia adalah minta nenen. Hehehe ternyata seminggu tidak cukup ya......harus menebalkan hati, tega untuk tetap tidak memberi yang diminta. Meski akhirnya lupa, dan sekarang mulai bisa tidur sendiri tapi sekarang setiap jam 3 dini hari Zianka pasti bangun.

Bu mau susu.
Bu minum teh
Ibu mau makan keju
Ibu Zia mau mie

Okehn mungkin memang lapar atau bisa jadi itu hanya pengalihan perhatian dan hasrat nenen karena pada kenyataannya tidak semua yang dia minta dan saya berikan dihabiskan. Dan ini sudah berlangsung selama 4 hari. Semoga ga berlangsung lama, bisa gempor saya....mana setelah rutinitas tersebut Zianka tidak langsung tidur kembali.

Harapan untuk bisa Weaning with love, meski tidak sepenuhnya tapi doakan semoga kami bisa melalui ini. Dan kata oranhg bahwa masa menyusui itu sungguh merupakan masa-masa terindah 100% benar. Momen dimana Zianka menatap saya dengan manja, saling bergenggaman tangan takkan ada lagi, sungguh saya rindu masa-masa itu.t
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tuesday, April 03, 2012

Proses Menyapih Zianka

Alhamdulillah, saya berhasil menunaikan kewajiban saya sebagai Ibu kepada Zianka. Yaitu dengan menyusuinya selama 2 tahun. Dan masa-masa 'pacaran' kami harus segera berakhir. Menyusui adalah momen yang sangat istimewa bagi saya karena saat itu merupakan waktu Zianka hanya ingin berdua bersama saya. Zianka biasanya lebih memilih Ayahnya untuk menemani bermain, nonton kartun favoritnya atau menggambar. Terus terang saya iri disamping ada rasa bahagia juga melihat kedekatan dengan Ayahnya. Maka jadilah menyusui adalah jatah saya, Zia bahkan tak mau didekati Ayahnya saat sedang nenen.

Beberapa bulan sebelum 'perpisahan' tiba, kami menjalankan beberapa metode sebagai langkah awal untuk menyapih. Pertama, seperti yang dianjurkan pakar-pakar ASI dan tips hasil googling saya berusaha untuk tidak melakukan 'NgekSel'. Setiap bunyi ngek (aka menangis) langsung diseselin susu/ASI. Sayang ini tak berhasil, lebih karena saya tak sabar dan malas mendengar tangisan tiada henti.
Berikutnya dicoba dengan membiasakan tidur tanpa harus dengam disusui. Beberapa kali pernah berhasi, namun lebih banyak gagalnya karena si bocah tidak tidur juga. Mau dengan dipeluk, digendong yang sudah ga mempan sama sekali, sampai tangan pegal karena mengusap punggungnya. Dan saya pun menyerah dengan langkah ini. Anehnya, bila cara ini dipakai orang lain: Mbanya Zia, Ibu saya maupun Bulek saya pasti berhasilnya. Bahkan Zianka bisa tidur sendiri tanpa bantuan apapun.

Deadline semakin dekat dan saya mencoba menerapkan metode hypno. Dengan membisikkan dan sering mengucapkan kalimat: "Zianka sudah besar, sudah mau 2 tahun jadi ga boleh nenen lagi. Sekarang harus minum susu pakai gelas. Nenen hanya untuk adik bayi". Pertama-tama tampak tanda-tanda kesuksesan dengan si bocah yang fasih mengulang kalimat yang saya ucapkan. OK, saya anggap Zianka mengerti. Tapi........ternyata bayi yang sudah tidak mungil ini lebih cerdas. Semakin dekat ulang tahunnya, justru semakin lengket dengan nenennya. Semalaman bisa tanpa melepas, kalo terlepas dengan mata terpejam mulutnya tetap mencari-cari. Dan baru dipagi hari setelah puas dilepas sambil berkata: "Nenen udah, Zianka minum susu aja ya ga boleh nenen lagi udah 2 tahun". Hehehehe gimana ga berhenti, lha wong dia sudah puas semalaman.

Metode memberikan yang pahit-pahit di payudara tidak saya terapkan. Tadinya bahkan saya bertekad membiarkan sampai berhenti dengan sendirinya. Namun semakin mendekati ulang tahun ternyata semakin lengket, akhirnya saya tempuh jurus terakhir. Kebetulan mertua saya akan datang saat ulang tahun Zianka yang jatuh di hari Jumat. Kebetulan juga minggu depannya ada libur 3 hari dan saya sudah berencana mengambil cuti sehari untuk mudik ke mertua. Nah sekalian saja Zianka dibawa oleh mertua saya dan minggu berikutnya saya menyusul untuk menjemput. Memang bukan jenis weaning with love seperti yang digembar-gemborkan orang. Bahkan bisa dibilang saya menghentikan dengan paksa. Keputusan ini saya ambil dengan pertimbangan berdasarkan hasil pengamatan, Zianka lebih mandiri saat tidak melihat saya dan Ayahnya.

Alhamdulillah, hari ketiga ibu Mertua memberi kabar bahwa semua sesuai rencanan. Zianka tidur sendiri dan tidak minta nenen. Makannya tambah lahap serta tak rewel. Sampai jumpa Rabu malam besok Nak, kita habiskan libur panjang dengan bermain bersama.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT