Tuesday, April 03, 2012

Proses Menyapih Zianka

Alhamdulillah, saya berhasil menunaikan kewajiban saya sebagai Ibu kepada Zianka. Yaitu dengan menyusuinya selama 2 tahun. Dan masa-masa 'pacaran' kami harus segera berakhir. Menyusui adalah momen yang sangat istimewa bagi saya karena saat itu merupakan waktu Zianka hanya ingin berdua bersama saya. Zianka biasanya lebih memilih Ayahnya untuk menemani bermain, nonton kartun favoritnya atau menggambar. Terus terang saya iri disamping ada rasa bahagia juga melihat kedekatan dengan Ayahnya. Maka jadilah menyusui adalah jatah saya, Zia bahkan tak mau didekati Ayahnya saat sedang nenen.

Beberapa bulan sebelum 'perpisahan' tiba, kami menjalankan beberapa metode sebagai langkah awal untuk menyapih. Pertama, seperti yang dianjurkan pakar-pakar ASI dan tips hasil googling saya berusaha untuk tidak melakukan 'NgekSel'. Setiap bunyi ngek (aka menangis) langsung diseselin susu/ASI. Sayang ini tak berhasil, lebih karena saya tak sabar dan malas mendengar tangisan tiada henti.
Berikutnya dicoba dengan membiasakan tidur tanpa harus dengam disusui. Beberapa kali pernah berhasi, namun lebih banyak gagalnya karena si bocah tidak tidur juga. Mau dengan dipeluk, digendong yang sudah ga mempan sama sekali, sampai tangan pegal karena mengusap punggungnya. Dan saya pun menyerah dengan langkah ini. Anehnya, bila cara ini dipakai orang lain: Mbanya Zia, Ibu saya maupun Bulek saya pasti berhasilnya. Bahkan Zianka bisa tidur sendiri tanpa bantuan apapun.

Deadline semakin dekat dan saya mencoba menerapkan metode hypno. Dengan membisikkan dan sering mengucapkan kalimat: "Zianka sudah besar, sudah mau 2 tahun jadi ga boleh nenen lagi. Sekarang harus minum susu pakai gelas. Nenen hanya untuk adik bayi". Pertama-tama tampak tanda-tanda kesuksesan dengan si bocah yang fasih mengulang kalimat yang saya ucapkan. OK, saya anggap Zianka mengerti. Tapi........ternyata bayi yang sudah tidak mungil ini lebih cerdas. Semakin dekat ulang tahunnya, justru semakin lengket dengan nenennya. Semalaman bisa tanpa melepas, kalo terlepas dengan mata terpejam mulutnya tetap mencari-cari. Dan baru dipagi hari setelah puas dilepas sambil berkata: "Nenen udah, Zianka minum susu aja ya ga boleh nenen lagi udah 2 tahun". Hehehehe gimana ga berhenti, lha wong dia sudah puas semalaman.

Metode memberikan yang pahit-pahit di payudara tidak saya terapkan. Tadinya bahkan saya bertekad membiarkan sampai berhenti dengan sendirinya. Namun semakin mendekati ulang tahun ternyata semakin lengket, akhirnya saya tempuh jurus terakhir. Kebetulan mertua saya akan datang saat ulang tahun Zianka yang jatuh di hari Jumat. Kebetulan juga minggu depannya ada libur 3 hari dan saya sudah berencana mengambil cuti sehari untuk mudik ke mertua. Nah sekalian saja Zianka dibawa oleh mertua saya dan minggu berikutnya saya menyusul untuk menjemput. Memang bukan jenis weaning with love seperti yang digembar-gemborkan orang. Bahkan bisa dibilang saya menghentikan dengan paksa. Keputusan ini saya ambil dengan pertimbangan berdasarkan hasil pengamatan, Zianka lebih mandiri saat tidak melihat saya dan Ayahnya.

Alhamdulillah, hari ketiga ibu Mertua memberi kabar bahwa semua sesuai rencanan. Zianka tidur sendiri dan tidak minta nenen. Makannya tambah lahap serta tak rewel. Sampai jumpa Rabu malam besok Nak, kita habiskan libur panjang dengan bermain bersama.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: