Sabar, pelaksanaannya ga segampang yang diucapkan orang. Meski dimulut bilang iya aku sabar kok, tapi sebenernya dihati memendam jengkel, kesal, dsb. Itu selama ini yang saya rasakan. Mungkin ini yang menjadikan orang-orang berkata "Sabar itu ada batasnya" tapi menurutku sabar itu tak berbatas (unlimited). Hal ini saya sadari setelah terus-terusan menerima SMS yang mengingatkan untuk selalu bersabar saat saya mengeluh atau sedang menghadapi suatu masalah.
Sabar. Saat dihina, saat sedang menghadapi cobaan, saat sedang marah. Sabar adalah pintu gerbang emosi dan kebaikan. Dan inilah yang menjadikannya sebagai pintu gerbang menuju kemuliaan. Yah sabar memang tak lepas dari menahan diri karena secara etimologi, sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan “menahan” (al habs). Sehingga bersabar dapat diartikan menahan diri dalam melakukan/terhadap sesuatu. Cakupan sabar sangatlah luas, bahkan bersyukur, qanaah, lemah lembut dan ikhlas merupakan bagian dari kesabaraan.
"Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al Baqarah [2]: 155).
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu, akan disempurnakan pahalanya dengan tiada terhitung”. (QS Az-Zumar : 10).
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal : 46).
“Mereka yang sabar dalam musibah, kemiskinan dan ketika peperangan. Merekalah orang-orang yang benar dan merekalah orang-orang yang bertakwa - memelihara dirinya dari kejahatan”. (QS Al Baqarah : 177).
Sabar tak berarti berdiam diri, pasif, dan pasrah dalam artian hanya menunggu tanpa melakukan sesuatu. Sabar dan shalat, sabar dan berusaha/ikhtiar, adalah kaitan sabar dengan disertai tindakan. Sabar bukan hanya sikap mental yang diartikan kata sifat, namun sabar adalah perbuatan, kata kerja. Sifat sabar takkan terwujud tanpa adanya perbuatan sabar.
Showing posts with label islam. Show all posts
Showing posts with label islam. Show all posts
Saturday, September 27, 2008
Tuesday, September 23, 2008
Aku Tak Sendiri
Kadang suka ngrasa sendiri
Ga ada teman, sobat, kawan yang menyapa
Cuma diam dalam kesendirian
Berharap ada yang menyapa atau sedikit memberi perhatian
Berpikir dalam sepi, kenapa aku didiemin ?
Lupa
Bahwa ada Dia
yang selalu ada untukku, meski aku melupakannya
Lupa bahwa Dia tak pernah tidur
Lupa bahwa Dia sangat dekat, dekat sekali
Tapi aku yang tak melihat-Nya
Note :
Terinspirasi dari SMS yang aku terima "Kamu ga sendiri, kamu punya Allah....."
Juga nasehat dari seorang teman saat bareng seabis ngurus claim Jamsostek "Berdzikirlah, jangan bengong"
Ga ada teman, sobat, kawan yang menyapa
Cuma diam dalam kesendirian
Berharap ada yang menyapa atau sedikit memberi perhatian
Berpikir dalam sepi, kenapa aku didiemin ?
Lupa
Bahwa ada Dia
yang selalu ada untukku, meski aku melupakannya
Lupa bahwa Dia tak pernah tidur
Lupa bahwa Dia sangat dekat, dekat sekali
Tapi aku yang tak melihat-Nya
Note :
Terinspirasi dari SMS yang aku terima "Kamu ga sendiri, kamu punya Allah....."
Juga nasehat dari seorang teman saat bareng seabis ngurus claim Jamsostek "Berdzikirlah, jangan bengong"
Thursday, July 20, 2006
IKHLAS
Artikel ini memang bukan tulisan sendiri, namun ga sengaja "nemu" pas lagi buka2 web www.boemi-islam.com. Kenapa milih artikel ini??? Sebenarnya ini cuma buat mengingatkan diriku sendiri agar bisa lebih ikhlas, nrimo ing pandum menurut bahasa Jawanya. Tapi semoga juga bermanfaat buat orang lain......
---------------------------------------------------------------------------------
"Sesungguhnya Allah tidak akan melihat bentuk badan atau rupamu tapi langsung memperhatikan niat dan keikhlasanmu" (HR Muslim)
"Rasulullah ditanya tentang orang yang jihad karena keberanian dan karena kebangsaan atau karena kedudukan, yang manakah diantara semua itu yang dapat disebut disabilillah ? Jawab Nabi : Siapa yang berjihad semata-mata untuk menegakkan kalimatullah, maka itulah fisabilillah" (HT Bukhari, Muslim)
Rasulullah menatap satu persatu para sahabat yang sedang berkumpul dalam majelis, hening dan tawadhu. "Ya Rasulullah", ujar seorang hadirin memecahkan keheningan. "Bila pertanyaanku ini tidak menimbulkan kemarahan bagi Allah, sudilah engkau menjawabnya". "Apa yang hendak engkau tanyakan itu", tanya RAsulullah dengan nada suara yang begitu lembut. Dengan sikap yang agak tegang si sahabat itupun langsung bertanya: "Siapakah diantara kami yang akan menjadi ahli surga ?". Tiba-tiba, bagai petir menyambar, jiwa-jiwa yang tadinya tawadhu, nyaris menjadi luka karena murka. Pertanyaan yang sungguh keterlaluan, setengah sahabat menilainya mengandung ujub (bangga atas diri sendiri) atau riya'. Adalah Umar bin Khatab yang sudah terlebih dahulu beraksi, bangkit untuk menghardik si penanya. Untunglah Rasulullah menoleh ke arahnya sambil memberi isyarat untuk menahan diri.
Rasulullah menatap ramah, beliau dengan tenangnya menjawab: "Engkau lihatlah ke pintu, sebentar lagi orangnya akan muncul". Lalu setiap pasang matapun menoleh ke ambang pintu, dan setiap hati bertanya-tanya, siapa gerangan orang hebat yang disebut Rasulullah ahli surga itu. Sesaat berlalu dan orang yang ditunggupun muncul. Namiun manakal orang itu mengucapkan salam kemudian menggabungkan diri ke dalam majelis, keheranan mereka semakin bertambah. Jawaban Rasulullah rasanya tidak sesuai dengan logika mereka. Sosok tubuh itu tidak lebih dari seorang pemuda sederhana yang tidak pernah tampil di permukaan. Ia adalah sepenggal wajah yang tidak pernah mengangkat kepala bila ditanya dan tidak pernah membuka suara bila tidak diminta. Ia bukan pula termasuk dalam daftar sahabat dekat Rasulullah. Apa kehebatan pemuda ini ? Setiap hati menunggu penjelasan Rasulullah.
Menghadapi kebisuan ini, Rasulullah bersabda: "Setiap gerak-gerik dan langkah perbuatannya hanya ia ikhlaskan semata-mata mengharapkan ridhla Allah. Itulah yang membuat Allah menyukainya."
Bagai sembilu, menusuk tajam dada mereka, serentak setiap hati bermuhasabah. Ikhlas, alangkah indahnya makna yang terkandung di dalamnya. Ikhlas bersih dari segaa maksud-maksud pribadi, bersih dari segala pamrih dan riya', bersih dari harap dan kecewa, bebas dari segala symbol-symbol pribadi atau kelompok, bebas dari pada perhitungan untung dan rugi material. Ikhlas, bersih dari segala hal yang tidak disukai Allah. Ikhlas dalam menjadikan Allah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa alam raya, menjadikan Allah satu-satunya Dzat yang diharapka, ditakuti, dicintai, diikuti. Satu-satunya Dzat yang diabdi, disembah. Ikhlas menerima Muhammad SAW sebagai teladan, penjelas, penyampai risalah Islam yang sempurna, dan ikhlas menerima Al-Quran sebagai pedoman hidup.
Semua hati kembali tawadhu, membisu berefleksi, sebagian berkaca-kaca, air mata mengembang, menelusuri niat dalam hati, mencari debu-debu yang menutuppi ikhlas.
---------------------------------------------------------------------------------
"Sesungguhnya Allah tidak akan melihat bentuk badan atau rupamu tapi langsung memperhatikan niat dan keikhlasanmu" (HR Muslim)
"Rasulullah ditanya tentang orang yang jihad karena keberanian dan karena kebangsaan atau karena kedudukan, yang manakah diantara semua itu yang dapat disebut disabilillah ? Jawab Nabi : Siapa yang berjihad semata-mata untuk menegakkan kalimatullah, maka itulah fisabilillah" (HT Bukhari, Muslim)
Rasulullah menatap satu persatu para sahabat yang sedang berkumpul dalam majelis, hening dan tawadhu. "Ya Rasulullah", ujar seorang hadirin memecahkan keheningan. "Bila pertanyaanku ini tidak menimbulkan kemarahan bagi Allah, sudilah engkau menjawabnya". "Apa yang hendak engkau tanyakan itu", tanya RAsulullah dengan nada suara yang begitu lembut. Dengan sikap yang agak tegang si sahabat itupun langsung bertanya: "Siapakah diantara kami yang akan menjadi ahli surga ?". Tiba-tiba, bagai petir menyambar, jiwa-jiwa yang tadinya tawadhu, nyaris menjadi luka karena murka. Pertanyaan yang sungguh keterlaluan, setengah sahabat menilainya mengandung ujub (bangga atas diri sendiri) atau riya'. Adalah Umar bin Khatab yang sudah terlebih dahulu beraksi, bangkit untuk menghardik si penanya. Untunglah Rasulullah menoleh ke arahnya sambil memberi isyarat untuk menahan diri.
Rasulullah menatap ramah, beliau dengan tenangnya menjawab: "Engkau lihatlah ke pintu, sebentar lagi orangnya akan muncul". Lalu setiap pasang matapun menoleh ke ambang pintu, dan setiap hati bertanya-tanya, siapa gerangan orang hebat yang disebut Rasulullah ahli surga itu. Sesaat berlalu dan orang yang ditunggupun muncul. Namiun manakal orang itu mengucapkan salam kemudian menggabungkan diri ke dalam majelis, keheranan mereka semakin bertambah. Jawaban Rasulullah rasanya tidak sesuai dengan logika mereka. Sosok tubuh itu tidak lebih dari seorang pemuda sederhana yang tidak pernah tampil di permukaan. Ia adalah sepenggal wajah yang tidak pernah mengangkat kepala bila ditanya dan tidak pernah membuka suara bila tidak diminta. Ia bukan pula termasuk dalam daftar sahabat dekat Rasulullah. Apa kehebatan pemuda ini ? Setiap hati menunggu penjelasan Rasulullah.
Menghadapi kebisuan ini, Rasulullah bersabda: "Setiap gerak-gerik dan langkah perbuatannya hanya ia ikhlaskan semata-mata mengharapkan ridhla Allah. Itulah yang membuat Allah menyukainya."
Bagai sembilu, menusuk tajam dada mereka, serentak setiap hati bermuhasabah. Ikhlas, alangkah indahnya makna yang terkandung di dalamnya. Ikhlas bersih dari segaa maksud-maksud pribadi, bersih dari segala pamrih dan riya', bersih dari harap dan kecewa, bebas dari segala symbol-symbol pribadi atau kelompok, bebas dari pada perhitungan untung dan rugi material. Ikhlas, bersih dari segala hal yang tidak disukai Allah. Ikhlas dalam menjadikan Allah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa alam raya, menjadikan Allah satu-satunya Dzat yang diharapka, ditakuti, dicintai, diikuti. Satu-satunya Dzat yang diabdi, disembah. Ikhlas menerima Muhammad SAW sebagai teladan, penjelas, penyampai risalah Islam yang sempurna, dan ikhlas menerima Al-Quran sebagai pedoman hidup.
Semua hati kembali tawadhu, membisu berefleksi, sebagian berkaca-kaca, air mata mengembang, menelusuri niat dalam hati, mencari debu-debu yang menutuppi ikhlas.
Monday, June 13, 2005
10 Kualitas Pribadi Yang Di Sukai
Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh
semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan
kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau
memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak".
Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi
dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi
keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru
mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap
rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang
setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya
komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk
sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang
lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka
mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak
harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria
adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu
berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain,
juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong
semangat orang lain.
Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan
sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana
adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya
diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia
tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci
dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka
membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-
masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir
dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah
yang berada di luar kontrolnya.
Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja
pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.
Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua
belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia
selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
~Sudahkah kita memiliki salah satu diantaranya ??~
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh
semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan
kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau
memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak".
Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi
dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi
keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru
mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap
rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang
setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya
komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk
sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang
lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka
mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak
harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria
adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu
berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain,
juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong
semangat orang lain.
Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan
sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana
adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya
diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia
tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci
dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka
membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-
masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir
dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah
yang berada di luar kontrolnya.
Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja
pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.
Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua
belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia
selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
~Sudahkah kita memiliki salah satu diantaranya ??~
Thursday, January 20, 2005
~rahasia wanita paling bahagia~
bunga pertama
jadilah seperti lebah yang hinggap di atas bunga-bunga yag semerbak
dan dahan-dahan yang ranum.
bunga kedua
anda tidak memiliki waktu untuk membuka aib orang lain
dan mendata kesalahan mereka
bunga ketiga
jika Allah bersama anda siapakah yang perlu anda takutkan?
dan jika Allah memusuhi anda siapakah yang bisa anda harapkan?
bunga keempat
api iri hati dapat melahap tubuh,
dan terlalu banyak cemburu adalh api yang menyala-nyala.
bunga kelima
jika anda tidak mempersiapkan diri hari ini,
maka hari esok bukanlah milik anda.
bunga keenam
tariklah diri anda secara perlahan dari arena permainan perdebatan
bunga ketujuh
dengan akhlakul karimah jadikan diri anda lebih indah dari taman bunga
bunga kedelapan
berikanlah kebaikan, maka anda adalah orang yang paling berbahagia karenanya.
bunga kesembilan
biarkanlah makhluk diurus oleh Sang Pencipta.
Biarkanlah orang yang iri hati, hingga mati. dan, biarkanlah orang yang memusuhi, hingga lalai.
bunga kesepuluh
lezatnya perkara yang haram akan ditebus dengan penyesalan, penderitaan, dan siksaan.
jadilah seperti lebah yang hinggap di atas bunga-bunga yag semerbak
dan dahan-dahan yang ranum.
bunga kedua
anda tidak memiliki waktu untuk membuka aib orang lain
dan mendata kesalahan mereka
bunga ketiga
jika Allah bersama anda siapakah yang perlu anda takutkan?
dan jika Allah memusuhi anda siapakah yang bisa anda harapkan?
bunga keempat
api iri hati dapat melahap tubuh,
dan terlalu banyak cemburu adalh api yang menyala-nyala.
bunga kelima
jika anda tidak mempersiapkan diri hari ini,
maka hari esok bukanlah milik anda.
bunga keenam
tariklah diri anda secara perlahan dari arena permainan perdebatan
bunga ketujuh
dengan akhlakul karimah jadikan diri anda lebih indah dari taman bunga
bunga kedelapan
berikanlah kebaikan, maka anda adalah orang yang paling berbahagia karenanya.
bunga kesembilan
biarkanlah makhluk diurus oleh Sang Pencipta.
Biarkanlah orang yang iri hati, hingga mati. dan, biarkanlah orang yang memusuhi, hingga lalai.
bunga kesepuluh
lezatnya perkara yang haram akan ditebus dengan penyesalan, penderitaan, dan siksaan.
Subscribe to:
Posts (Atom)