Tuesday, March 27, 2012

Belajar dari Pororo

Pororo si penguin kecil beserta teman-temannya, kartun animasi dari negeri Ginseng salah satu tontonan favorit Zianka sejak dia bisa duduk sendiri

Yang aku mau yang aku inginkan
Ayah dan ibu tak tahu
Baju-baju yang indah
Tapi bukan itu....
Yang aku mau yang aku inginkan
Hanyalah bermain bersama


Lirik di atas adalah sepenggal lagu dari salah satu episode dalam kartun Pororo. Meski dalam episode tersebut antara jalan cerita dan lagu latarnya menurut saya tidak nyambung namun lirik sederhana itu cukup mengena dan menusuk

Sebagai ibu bekerja, jelas waktu saya dan suami bersama Zianka sangat terbatas. Hanya di pagi dan malam hari saja itupun bila anaknya sudah bangun atau belum tidur. Alhamdulillahnya Zianka bangun disaat saya juga bangun sehingga meski sebentar masih sempat memberikan waktu untuk sekedar bermain, memandikan, atau bahkan menyuapi bila saya bisa datang agak siang ke kantor. Meski hanya beberapa menit namun sungguh berharga buat saya. Pulang dari kantor pun sebisa mungkin saya upayakan tepat waktu, dengan membuang rasa tidak enak saya karena selalu 'tenggo' saat tidak ada hal yang mendesak, apalagi dengan status saya sebagai anak baru. Saya benar-benar tak ingin kehilangan dan mensia-siakan waktu untuk Zianka yang terbatas. Walau pada akhirnya saya sering mendapat sindiran karena hal itu namun menurut saya selagi saya tidak melanggar peraturan perusahaan mengapa harus dipikirkan? Toh saya berusaha jujur dengan memenuhi kewajiban waktu kerja selama 9 jam

Postingan ini bukan bermaksud untuk menambah daftar panjang perdebatan ibu bekerja vs ibu tidak bekerja atau istilah kerennya working mom vs stay at home mom. Saya yakin setiap ibu akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, dan pilihan dia (harus) bekerja atau tidak telah melaui pertimbangan matang dan latar belakang. Pada kenyataannya teman saya yang menjadi ibu rumah tangga malah iri dengan saya yang bekerja, sementara saya justru ingin seperti dia yang bisa sepenuhnya mengasuh, mendidik dan menemai anak. Sawang sinawang.........

Kembali ke lirik lagu Pororo, setiap mendengar lagu ini saya selalu merasa bersalah terhadap Zianka. Dengan waktu yang sudah cukup sedikit terkadang di rumah saya masih sibuk dengan BB hanyut dalam dunia maya sementara Zianka bermain di samping saya. Malu. Tertampar. Dan Pororo mengingatkan saya dengan lagunya yang sederhana. Baju, mainan bisa dibeli dengan uang namun waktu yang terbuang takkan pernah terganti. Apalagi usia 1-3 tahun adalah masa 'golden age' untuk perkembangan anak.
 
Maafkan Ibu ya Nak....semoga Ibu bisa lebih baik dalam memegang amanah Allah (berupa kamu) dengan menjadikan waktu yang terbatas menjadi lebih berkualitas. I Love You, Nduk

.::KRL Serpong antara Sudirman-Pondok Ranji::.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: