Friday, June 08, 2012

Celoteh Zianka 1

Pagi hari saat saya memakai kerudung dan Zia masih "gegoleran" di tempat tidur.
Z : Ibu mau kemana
I : Mau kerja Nak....
Z : Ayahnya kerja, ibu di rumah aja ya......
Deziiigg...anak 2 tahun sudah bisa protes begini. Doakan Ibu ya Nak, agar keinginan kamu bisa segera terwujud.

Baru turun dari taksi sepulang tugas kantor ke Lampung.
Z : Ibu dari mana? Abing naik apa ibu?
I : Dari Lampung sayang, tadi naik pesawat
Z : Enggaaa....naik takci
I : Oiya naik taksi
Z : Ibunya pergi, zia ditinggal

Live from BlackBerry® on AHA - I like it!

Thursday, June 07, 2012

Kapan Nambah?

Saat masih sendiri pertanyaan ini muncul : Kapan nikah ? Atau Undangannya kapan ni ? Kemudian dilanjutkan dengan Kapan punya anak? Setelah menikah disusul dengan Kapan nambah? Saat anak pertama sudah lahir. Dan diposisi inilah sekarang saya berada dititik ini.

Pertanyaan yang semakin sering saya terima terlebih setelah Zianka berusia 2 tahun. Sebenarnya saya pribadi tidak merasa sensitif atau tersinggung dengan hal tersebut karena memang bukan sesuatu hal yang menyenggol emosi. Hal itu justru menjadi pengingat buat saya agar bisa menjadi ibu dan istri yang lebih baik sebelum memutuskan untuk menambah anggota keluarga. Apalagi kalau melihat hitung-hitungan biaya pendidikan yang sudah banyak ditampilkan di blog mahmud keren. *tapi bukan ini alasan utama sih...Insya Allah rejeki untuk amanah yang diberikan pasti ada*

Saat melahirkan Zianka, saya pernah berucap kapok dan berniat untuk tidak menambah hanya karena merasakan sakitnya diinduksi. Dan sebenarnya sampai saat ini saya pun belum berubah meski dengan alasan yang berbeda. Semenjak mengikuti kicauan @anakjugamanusia, saya menyadari bila selama ini belum bisa menjadi ibu yang baik (menurut saya sendiri) bagi Zianka. Banyak hal ternyata yang harus lebih saya pelajari, praktekkan dan berikan ke Zianka.

Dengan kegiatan saya sebagai karyawan kantoran, waktu yang bisa saya berikan untuk Zianka menjadi berkurang. Belum lagi dengan waktu yang sedikit itu ternyata tidak semuanya berkualitas, bagaimana kalau ditambah dengan satu lagi? Akan semakin kecil pastinya porsi untuk Zianka. Dan lagi ada ketakutan dalam hati, apakah saya bisa berlaku adil dan tidak membedakan/membandingkan Zianka dengan adiknya? Terlalu berlebihan memang, buktinya kakek nenek kita banyak yang mempunyai anak bahkan sampai selusin tetap bisa membesarkan, merawat dan mendidik dengan baik, jadi orang sukses pula tanpa merasa dibedakan oleh orang tuanya.

Ya intinya sih, saya harus mempersiapkan mental dan bekal terlebih dahulu. Sesimpel itu aja sih alasannya. Jadi, kapan Zianka punya adik?
Live from BlackBerry® on AHA - I like it!