Thursday, July 20, 2006

IKHLAS

Artikel ini memang bukan tulisan sendiri, namun ga sengaja "nemu" pas lagi buka2 web www.boemi-islam.com. Kenapa milih artikel ini??? Sebenarnya ini cuma buat mengingatkan diriku sendiri agar bisa lebih ikhlas, nrimo ing pandum menurut bahasa Jawanya. Tapi semoga juga bermanfaat buat orang lain......

---------------------------------------------------------------------------------

"Sesungguhnya Allah tidak akan melihat bentuk badan atau rupamu tapi langsung memperhatikan niat dan keikhlasanmu" (HR Muslim)

"Rasulullah ditanya tentang orang yang jihad karena keberanian dan karena kebangsaan atau karena kedudukan, yang manakah diantara semua itu yang dapat disebut disabilillah ? Jawab Nabi : Siapa yang berjihad semata-mata untuk menegakkan kalimatullah, maka itulah fisabilillah" (HT Bukhari, Muslim)

Rasulullah menatap satu persatu para sahabat yang sedang berkumpul dalam majelis, hening dan tawadhu. "Ya Rasulullah", ujar seorang hadirin memecahkan keheningan. "Bila pertanyaanku ini tidak menimbulkan kemarahan bagi Allah, sudilah engkau menjawabnya". "Apa yang hendak engkau tanyakan itu", tanya RAsulullah dengan nada suara yang begitu lembut. Dengan sikap yang agak tegang si sahabat itupun langsung bertanya: "Siapakah diantara kami yang akan menjadi ahli surga ?". Tiba-tiba, bagai petir menyambar, jiwa-jiwa yang tadinya tawadhu, nyaris menjadi luka karena murka. Pertanyaan yang sungguh keterlaluan, setengah sahabat menilainya mengandung ujub (bangga atas diri sendiri) atau riya'. Adalah Umar bin Khatab yang sudah terlebih dahulu beraksi, bangkit untuk menghardik si penanya. Untunglah Rasulullah menoleh ke arahnya sambil memberi isyarat untuk menahan diri.

Rasulullah menatap ramah, beliau dengan tenangnya menjawab: "Engkau lihatlah ke pintu, sebentar lagi orangnya akan muncul". Lalu setiap pasang matapun menoleh ke ambang pintu, dan setiap hati bertanya-tanya, siapa gerangan orang hebat yang disebut Rasulullah ahli surga itu. Sesaat berlalu dan orang yang ditunggupun muncul. Namiun manakal orang itu mengucapkan salam kemudian menggabungkan diri ke dalam majelis, keheranan mereka semakin bertambah. Jawaban Rasulullah rasanya tidak sesuai dengan logika mereka. Sosok tubuh itu tidak lebih dari seorang pemuda sederhana yang tidak pernah tampil di permukaan. Ia adalah sepenggal wajah yang tidak pernah mengangkat kepala bila ditanya dan tidak pernah membuka suara bila tidak diminta. Ia bukan pula termasuk dalam daftar sahabat dekat Rasulullah. Apa kehebatan pemuda ini ? Setiap hati menunggu penjelasan Rasulullah.

Menghadapi kebisuan ini, Rasulullah bersabda: "Setiap gerak-gerik dan langkah perbuatannya hanya ia ikhlaskan semata-mata mengharapkan ridhla Allah. Itulah yang membuat Allah menyukainya."

Bagai sembilu, menusuk tajam dada mereka, serentak setiap hati bermuhasabah. Ikhlas, alangkah indahnya makna yang terkandung di dalamnya. Ikhlas bersih dari segaa maksud-maksud pribadi, bersih dari segala pamrih dan riya', bersih dari harap dan kecewa, bebas dari segala symbol-symbol pribadi atau kelompok, bebas dari pada perhitungan untung dan rugi material. Ikhlas, bersih dari segala hal yang tidak disukai Allah. Ikhlas dalam menjadikan Allah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa alam raya, menjadikan Allah satu-satunya Dzat yang diharapka, ditakuti, dicintai, diikuti. Satu-satunya Dzat yang diabdi, disembah. Ikhlas menerima Muhammad SAW sebagai teladan, penjelas, penyampai risalah Islam yang sempurna, dan ikhlas menerima Al-Quran sebagai pedoman hidup.

Semua hati kembali tawadhu, membisu berefleksi, sebagian berkaca-kaca, air mata mengembang, menelusuri niat dalam hati, mencari debu-debu yang menutuppi ikhlas.